IPA

Kamis, 27 Juli 2017

RUMAH ADAT BOLON SUMATERA UTARA


Rumah Bolon atau yang sering disebut Rumah Gargo merupakan rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia. Rumah ini berasal dari daerah Sumatera Utara dan menjadi simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal disana.

Rumah ini memiliki beberapa jenis yaitu Rumah Bolon Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Angkola. Setiap rumah mempunyai ciri khas masing-masing. Namun seiring dengan perkembangan zaman, jumlah rumah ini tidak terlalu banyak, sehingga beberapa jenis rumah Bolon bahkan sulit ditemukan. Konon, dulunya rumah ini ditempati oleh 13 raja dari Sumatera Utara.

Rumah ini memiliki bentuk berupa bangunan empat persegi panjang yang ditempati oleh 5 sampai 6 keluarga dan dihiasi ukiran khas Batak seperti ornamen yang mengandung unsur mistis penolak bala yang disebut Gorga. Biasanya ukiran ini ditempatkan di dinding rumah bagian luar, lebih tepatnya di atas pintu berupa lukisan berwarna merah, hitam, dan putih.

Lukisan tersebut biasanya berupa hewan seperti cicak, ular ataupun juga kerbau. Gorga yang dilukis dengan hewan cicak, memiliki arti bahwa orang Batak mampu bertahan hidup dimanapun ia berada, walaupun sedang merantau ke daerah yang sangat jauh. Hal ini dikarenakan orang Batak mempunyai rasa persaudaraan yang sangat kuat dan tidak terputus antara sesama sukunya meski berada di tempat atau di daerah lain.

Sementara itu, untuk Gorga yang dilukis dengan gambar kerbau, memiliki makna sebagai ucapan terima kasih atas bantuan kerbau yang telah membantu kaum manusia dalam pekerjaan ladang pertanian. Rumah ini mempunyai keindahan yang dapat dilihat dengan jelas. Keindahan yang ada pada rumah adat Batak ini juga merupakan ciri khas tersendiri.

Keindahan lain terletak pada pelindung rumah yang memiliki dua ujung berbentuk lancip di bagian depan dan juga di bagian belakang atap rumah. Akan tetapi, pada bagian belakang dari atap rumah pelindung ini lebih panjang. Hal ini dikarenakan orang Batak mempercayai bahwa hal tersebut berguna agar keturunan dari pemilik rumah tersebut nantinya akan lebih sukses dari saat ini.

Bentuk rumah ini layaknya rumah panggung yang ditopang oleh tiang-tiang penyangga dengan tinggi sekitar 1,75 meter. Tingginya tiang-tiang penopang rumah ini menyebabkan penghuni rumah atau tamu yang hendak masuk ke dalam rumah harus menggunakan tangga dengan jumlahnya yang selalu ganjil. Tangga rumah ini terletak di tengah-tengah badan rumah, sehingga jika ada tamu yang ingin masuk harus menunduk untuk berjalan ke tangga.

Hal ini memiliki filosofi, seseorang harus menghormati tuan rumah dengan cara menunduk saat memasukinya. Bagian dalam rumah ini adalah sebuah ruang kosong besar dan terbuka tanpa kamar. Sedangkan tiang-tiang dasar digunakan untuk menopang tiap sudut rumah, termasuk juga lantai dari rumah ini.

Rumah ini memiliki atap yang melengkung pada bagian depan dan belakang, dan atap berbentuk seperti pelana kuda. Rumah ini memiliki kolong yang digunakan sebagai tempat memelihara hewan seperti kerbau, ayam, dan sebagainya.

https://sportourism.id/heritage/makna-rumah-adat-bolon-sumatera-utara

1 komentar: